Pataya: Suatu Tinjauan Konstruksi Tempat Ngèbèr di Surabaya

Tempat ngèbèr sebagai tempat pertemuan laki-laki gay tersebar—meskipun relatif terselubung—di berbagai tempat tempat publik di seluruh Indonesia. Tempat ngèbèr sebagai salah satu titik utama dalam konstelasi dunia gay berfungsi tidak hanya untuk mencari pasangan hubungan seksual, tapi juga untuk bersosialisasi, membuka diri, dan mendapat penerimaan. Surabaya memiliki banyak tempat ngèbèr yang cukup dikenal di kalangan …

The Restoration of an Indonesian classic, Lewat Djam Malam

This article was first published in film.culture360.org, a website that connects Asia and Europe through film, on January 3, 2013. About Lewat Djam Malam  Usmar Ismail’s Lewat Djam Malam (After the Curfew) is a classic 1954 Indonesian film set in the aftermath of the revolution that brought an end to the Dutch colonial rule. While obscure to most …

Open Access in Indonesia?

I have enjoyed and used the fruits of various Open Access works and initiatives, but to the best of my knowledge, there is not yet an established, comprehensive Open Access initiative in Indonesia. (Googling “Open Access Indonesia”, I found an Indonesian Open Access Initiative, unfortunately last updated four years ago.) In this writing, I am going to write down some observations and thoughts, based on my own modest experience navigating scholarly publications in Indonesia. Hopefully this sketch can contribute in mapping out the conditions and potentials of Open Access in developing worlds.

Lakon vol. 1 no. 1

Pada terbitan perdana ini, Lakon tidak menawarkan tema khusus dalam rangkaian artikel-artikelnya. Jurnal ini diterbitkan dengan tujuan mewadahi dan menyebarluaskan wacana dan gagasan kritis mahasiswa magister sastra dan budaya, dan karenanya turut mengembangkan kajian sastra dan budaya di Indonesia. Edisi yang lebih tepat disebut sebagai bunga rampai ini menampilkan banyak isu mengenai representasi Indonesia beserta dinamika representasi regional. Lakon diterbitkan …

Review: Rumah Abu Han, a historic ancestral house in Surabaya

My review of Rumah Abu Han documentary by Kevin Reinaldo Arffandy, has been published in IIAS Newsletter 59, Spring 2012. We had the privilege of having the film screened in C2O Library in August 2011, supported by Surabaya Tempo Dulu and Center for Chinese Indonesian Studies. Ir. Lukito Kartono, Robert Rosihan (the owner of Rumah Abu Han), and Arffandy himself

Catatan kegiatan: Design It Yourself

Catatan mengenai rangkaian acara pembahasan Design It Yourself di Surabaya, diterbitkan pertama kali dalam Wardhani, Farah; Kurniawan, Agung; Murti, Yoshi Fajar Kresno. Seri Katalog Data IVAA #3: Kolektif Kreatif Dinamika Seni Rupa Dalam Perkembangan Kerja Bersama Gagasan Dan Ekonomi (Kreatif) (1938-2011). Indonesian Visual Art Archive, 2012.

Terjemahan: Keanekaragaman Gender di Asia: Pertarungan Diskursif dan Implikasi Legal

Artikel ini ditulis oleh Saskia E. Wieringa, pertama kali dipresentasikan dalam bahasa Inggris pada kuliah umum di University of Rio de Janeiro, 23 September 2008, dan di Konferensi Interseks, Universitas Diponegoro, Semarang,17-19 Oktober 2008. Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia untuk Jurnal Gandrung vol. 1 no. 1, Desember 2010. Semua edisi Jurnal Gandrung dapat diunduh gratis dari situs GAYa …